“Proteinnya juga lengkap dan nyaris semua gizi terkandung dalam bahan pangan hewani,” ujarnya dalam acara peresmian program “AMG Connect” (Ayo Melek Gizi-Community and Nutrition Education Center) atas kerja sama Sarihusada dan IPB di Kampus FEMA IPB, Bogor, Jawa Barat.


Telur, misalnya, menurut dia, hampir semua nutrisi penting terkandung dalam makanan tersebut.

Adapun yang tidak ada hanya vitamin C.Zat gizi lainnya dalam bahan pangan hewani, misalnya vitamin B12 yang antara lain berfungsi dalam pembentukan selubung mielinyang mengelilingi dan melindungi saraf, serta bermanfaat untuk mengendalikan kolesterol.


”Vitamin B12 hanya ada dalam bahan pangan hewani,” imbuh Hardinsyah.


Dia mengungkapkan, sebuah penelitian membuktikan, pemberian makan empat butir telur per minggu pada anak usia 6-12 bulan tidak meningkatkan kolesterol, tetapi justru menaikkan plasma zat besi dan saturasi transferrin (transferrin saturation) dibandingkan kelompok kontrol.

Sementara itu, asam lemak esensial DHA meningkat 30%- 40% pada kelompok yang diberi telur omega-3.Susu, menurut Hardinsyah, yang diperkaya dengan zat besi dan vitamin C, diketahui bisa mencegah anak kurang darah atau anemia.


“Saat ini diketahui 30% sampai 40% anak Indonesia mengalami anemia.Jika tidak anemia,konsentrasi belajar pun akan baik,” katanya.


Anak yang rajin minum susu, kepadatan tulangnya juga lebih bagus karena kandungan kalsium dalam minuman berwarna putih tersebut. Anak perempuan yang sering mengonsumsi susu setiap harinya,diketahui juga badannya akan lebih tinggi dan tidak mengalami kegemukan. Tidak hanya itu, kecerdasan anak atau skor berhitung akan meningkat saat diberi susu. Terutama yang mengalami masalah tubuh pendek (stunting),


“Jika ditambah stimulasi,akan meningkat lagi. Memang tidak akan menyamai anak yang normal, tetapi skor kecerdasannya akan lebih tinggi daripada tidak diberi apa-apa,” kata Hardinsyah.

Masalah defisiensi atau kekurangan asupan vitamin B12 pada anak juga dapat diatasi dengan mengonsumsi daging dan susu. Hardinsyah mengatakan, saat ini konsumsi gizi ibu hamil memang masih memprihatinkan. Buktinya, angka anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang seperti tubuh pendek dan gizi kurang semakin hari semakin meningkat. Sekitar 30% balita juga mengalami anemia. Padahal, keadaan gizi ibu hamil dan anak menentukan masa depan anak,keluarga, masyarakat, dan bangsa.


”Pangan hewani, termasuk susu, mempunyai peran penting dalam perbaikan gizi, kesehatan, dan kecerdasan anak,” tuturnya.


Pengetahuan nutrisi dalam persiapan menjelang pernikahan bagi wanita, lanjut Hardinsyah, juga suatu hal yang penting. Misalnya ketentuan pemberian air susu ibu (ASI) saja kepada bayi sampai usia enam bulan. Mulai enam bulan, baru bayi diberikan asupan makanan pendamping ASI (MPASI).


“Tidak semua wanita mengerti dan berdaya soal ini,” ujarnya.


Dalam rangka mengoptimalkan potensi masyarakat dalam upaya memenuhi ketersediaan pangan bergizi, khususnya bagi ibu dan anak, Sarihusada dan IPB membuka program ”AMG Connect” di kampus FEMA IPB. Dr Arief Satria, Dekan FEMA IPB, mengatakan, Program AMG Connect dilaksanakan dalam beberapa tahap. Pada tahun pertama, pihaknya melakukan persiapan berupa pengembangan modul program dan fasilitas sebuah ruangan yang khusus dipergunakan untuk kegiatan sosial ini.


(SINDO/) (tty)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *