Sarapan merupakan bagian dari perilaku untuk mewujudkan gizi seimbang yang penting bagi hidup sehat, aktif dan cerdas. Berbagai kajian membuktikan bahwa gizi yang cukup dari sarapan membekali tubuh untuk berpikir, beraktivitas fisik secara optimal setelah bangun pagi. Bagi anak sekolah, sarapan terbukti dapat meningkatkan kemampuan belajar dan stamina anak. Sarapan juga terbukti turut mencegah kegemukan dan hiperkolesterol, yang kejadiannya semakin meningkat di Indonesia.

Salah satu rekomendasi Simposium Nasional Sarapan Sehat yang dihadiri oleh sekitar 225 ahli gizi, ahli pangan, dan praktisi kesehatan dari sejumlah daerah pada tanggal 16 Juni 2012 di Jakarta adalah perlunya Hari/Pekan Sarapan Nasional. Tiga alasan utama diperlukannya Hari/Pekan Sarapan Nasional adalah: 1) Sarapan merupakan salah satu perilaku penting untuk mewujudkan gizi seimbang, tetapi kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak sarapan; 2) UU Kesehatan No 36/2009 serta UU No 18/2012 tentang Pangan mengamanatkan untuk mewujudkan gizi seimbang; dan salah satu pesan (pesan ke-8) dalam Pedoman Gizi Seimbang, yaitu biasakan makan pagi atau sarapan yang perlu terus disosialisaikan dan ditingkatkan; dan 3) Adanya Hari/Pekan Sarapan Nasional diharapkan dapat sebagai momentum berkala setiap tahun untuk selalu mengingatkan dan mendorong masyarakat agar melakukan sarapan yang sehat dalam rangka turut mewujudkan Gizi Seimbang.

Berdasarkan diskusi lintas organisasi dan lembaga terkait gizi dan pangan tanggal 13 September 2012 dan 1 November 2012 di Jakarta disepakati bahwa lebih baik diselenggarakan Pekan Sarapan Nasional daripada Hari Sarapan Nasional. Empat alasan utama penetapan tangal 14-20 Februari sebagai Pekan Sarapan Nasional adalah: Pertama, tanggal 19 Februari adalah lahirnya INPRES No 1/2010 tentang Percepatan Pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional yang salah satunya adalah program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) untuk mengatasi masih banyak murid yang tidak sarapan, sebagai kelanjutan dari PMT-AS sebelumnya. Kedua, tanggal 20 Februari merupakan hari lahir Bapak Gizi Indonesia – Prof. Poerwo Soedarmo, yang perlu dikenang para generasi penerus ahli gizi Indonesia. Ketiga, tanggal tersebut sekitar sebulan setelah Hari Gizi Nasional, sehinga bisa menjadi rangkaian peringatan Hari Gizi Nasional. Keempat, pada masa tersebut bukan hari libur nasional atau masa libur, yang memungkinkan sekolah dan kantor bisa turut merayakan Pekan Sarapan Nasional.

Perayaan Pekan Sarapan Nasional I (PESAN I) akan dilaksanakan pada tanggal 14-20 Februari 2013, dan selanjutnya dirayakan setiap tahun dengan tujuan utama memberikan informasi, mengajak dan mendorong masyarakat agar menerapkan perilaku sarapan sehat dan gizi seimbang, dalam rangka turut mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas dan produktif.

Materi yang disajikan saat Simposium Nasional Sarapan Sehat dapat didownload dengan mengklik link berikut:

  1. Gizi Seimbang untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular di Indonesia
  2. Peran Industri Pangan dan Kemitraan dalam Mewujudkan Sarapan Sehat dan Gizi Seimbang
  3. Sarapan Sehat Salah Satu Pilar Gizi Seimbang
  4. Tinjauan yang Lalu dan Rumusan Baru tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang dan Implementasi Melalui Kemitraan

Pelaksanaan Pekan Sarapan Nasional (PESAN) yang diperingati setiap tanggal 14-20 Februari mendapat dukungan dari Kemendagri. Bentuk dukungan nyata tersebut berupa himbauan bagi para Gubernur di seluruh Indonesia untuk mendukung dan melaksanakan perayaan Pekan Sarapan Nasional (PESAN) yang tertulis dalam surat berikut:


 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *